^BEST^ COUPLE
^BEST^ COUPLE
|| Author : Luhanurri ||
|| Main Cast : Oh SeHun , Oh SeYeon||
|| Length : Oneshot ||
|| Rating : T ||
|| Genre : school-life, romance ||
|| Summary : Kau pacarku! Bukan temanku!||
|| Desclaimer : ini 100% asli dari pikiraku yang udah
dikasih sama ALLAH SWT! Jadi, yang mau plagiat atau mau ngambil sedikit ide,
boleh boleh aja.. tapi setidaknya ijinlah^^, Typo berterbangan/? Maafkan :D||
***
Gadis
cantik bernama Oh SeYeon itu berlari dengan sekuat tenaganya untuk mengejar
seorang lelaki yang bertubuh jangkung itu.
“sillyehabnida!
Dompet anda terjatuh tadi di depan pintu toko ku! Tuan! Tuan!”
Rupanya
gadis bermarga Oh itu mulai kesal karena lelaki yang ia panggil tadi tidak tau
kalau dia dipanggil.
“aish!
Sillyehabnida tuan!! Tuan Tuan!! Yang memakai Jaket biru! Yang tadi sehabis
membeli roti di toko ku, Toko seberang jalan! Oh’s Cake and Bread!” setelah Oh
SeYeon menjelaskan panjang lebar namja yang dipanggilnya tadi akhirnya berbalik
juga.
“Joneun?”
namja itu berbalik dan meyakinkan bahwa dia yang dipanggil.
“Nde~
Dangsineun.. huuffft!Gidaeryeo, aku akan memberikan ini kepadamu” Oh SeYeon
berlari lagi.
“Mianhamnida
Noona, aku jadi merepotkanmu..”sambil menundukkan kepalanya lelaki itu tadi
menerima dompetnya yang terjatuh tadi.
“Gwaechanaseumnida~
dan oh iya kembalianmu tadi kurang. Ini..” Oh SeYeon tersenyum manis kepada
lelaki itu sambil memberikan kembaliannya.
“Ani..
ani. Ini anda ambil saja sebagai imbalan untuk anda mengembalikan dompet saya
dan berlari lari sampai anda kelelahan.” Lelaki itu menolak uang kembalian yang
kurang tadi.
“oh?
Gwaenchana, aku harus bertanggung jawab untuk itu. Dompet anda jatuh, itu
kewajiban pemilik toko untuk mengembalikan barang dari konsumen yang
tertinggal” Oh Seyeon tersenyum lalu mengangguk dan mengembalikan kembalian
tadi.
“mau
bagaimana lagi.. Ya sudah. Ghamsahamnida Noona. Besok aku akan datang ke toko
mu lagi. Roti mu ini sangat enak..” Lelaki itu menundukkan kepalanya lagi lalu
memperlihatkan tas belanjanya dari toko roti Oh SeYeon.
“ah
ne~ ghamsahamnida” Oh SeYeon menundukkan kepalanya.
Lelaki
itu menundukkan kepalanya lagi lalu pergi meninggalkan Oh SeYeon.
“huft~
lelahnya.. Bagaimana ini? lelaki itu tidak mau menerima kembaliannya. Semoga
eomma tidak marah..” sambil berjalan perlahan karena kelelahan tadi Oh SeYeon
memikirkan lelaki itu tadi.
“hemh~ semoga namja tadi menjadi konsumen tetap Toko ku..” Oh
SeYeon tersenyum.
***
“Eomma, lelaki itu tadi tidak mau menerima kembaliannya.. ini aku
kembalikan, tapi dia berjanji besok akan kesini lagi..” Ucap Oh SeYeon sambil
menyerahkan uang kembalian tadi.
“SeYeon-ah! Kenapa kau tidak memaksanya? Aih, ya sudah.. kau kata
dia akan kembali kesini lagi? Baiklah, besok akan ku kembalikan! Aku saja yang
berbicara..” Eomma sedikit kesal.
“ah, eomma~ dia tidak mau menerimanya karena aku sudah
mengembalikkan dompetnya yang jatuh tadi.. sampai aku mengejarnya sampai
kelelahan. Maka dari itu, lelaki itu tidak mau menerimanya.. itu sebagai
imbalannya.” Oh SeYeon menjelaskan.
“Jinjjayeo? Em, ya sudahlah.. kau terlihat lelah sekali. Itu
peluhmu bertetesan, cepat bersihkan! Pakai handuk ini, lalu minum ne?” Eomma
meberikan handuk untuk SeYeon.
“Gomapta Eomma~” Oh SeYeon tersenyum kepada eommanya lalu mencubit
pipi eomma.
“appo~” Eomma mempoutkan bibirnya.
“aish~” Oh SeYeon menggelengkan kepalanya.
***
Sinar matahari menembus jendela kamar Oh SeYeon. Oh SeYeon
menggeliat.
“hoaamm~ jam berapa ini? oh? Jam 5..” sambil sedikit menggerak
gerakkan tubuhnya Oh SeYeon turun dari tempat tidurnya.
Oh SeYeon segera mandi dan makan pagi bersama eommanya.
Oh SeYeon selama liburan kelulusan JHS nya selalu membantu eommanya
mengurusi toko rotinya. Jika besok sudah berangkat sekolah, Oh SeYeon hanya
membantu ketika sudah kembali dari Sekolahnya. Oh SeYeon sudah mendaftar di
Jeguk Senior High School , dan dia diterima. Jadi, besok dia akan bersekolah
disana.
“SeYeon-ah~ ppali makan! Lalu bantu eomma menghias kue yang dipesan
seseorang ne?” Eomma SeYeon memanggilnya.
“Nde~ aku akan berganti baju dulu! Eomma, nanti bantu aku sebentar
mengikat rambutku ne? Aku kesusahan!” Oh SeYeon
meminta bantuan eomma nya.
“Nde~ ppali~!”
***
Oh SeYeon dan eommanya sudah selesai bersiap siap. Kue yang dipesan
lalu dihias tadi juga sudah selesai. Sekarang pukul 8, Oh SeYeon dan Eomma-nya segera menata
toko rotinya yang berada di lanta bawah rumahnya. Rumah pribadi Oh SeYeon dan
keluarganya berada di lantai 2-3, sedangkan Tokonya di lantai pertama.
Selesai menata tokonya, Oh SeYeon segera mengganti tulisan Close
menjadi Open.
Beberapa menit kemudia Pelanggan pertama datang,
"kling!!"
“oh? Selamat datang! Aa.. anda lelaki kemarin itu? Silahkan duduk..
atau anda mau mengambil sendiri kuenya?” Oh SeYeon mempersilahkan.
“aku akan mengambil sendiri saja.. dan aku memesan satu susu rasa
coklat ne? Ghamsahamnida~” Lelaki itu segera mengambil nampan dan penjapit
untuk mengambil rotinya.
“oh iya.. susunya mau di bungkus atau di minum disini?” Oh SeYeon
bertanya lagi.
“aku minum disini saja.. dan tolong donat dan red velvet ini
dibungkus. Lalu sisanya tolong diletakkan di piring, aku akan makan disini..”
Lelaki itu memesan.
“ye~ tentu saja..” Oh SeYeon lalu tersenyum dan menerima nampan
yang sudah di pesan Lelaki itu.
“kuenya akan aku letakkan disini dulu ya? Agar tidak meleleh, dan
nanti stelah anda selesai makan sambil membayar bisa anda ambil kembali.
Silahkan anda mau duduk dimana? Saya akan mengantarkan pesanan anda..” Ucap Oh
SeYeon sambil mempersilahkan duduk Lelaki itu.
Lelaki itu lalu duduk. Tidak berselang lama Oh SeYeon kembali
sambil membawa pesanan Lelaki itu.
“Gidaeryeo Noona~” lelaki itu memanggil Oh SeYeon.
“ne? Ada yang bisa saya bantu lagi?” Oh SeYeon menawarkan.
“eobseo~ aku hanya ingin berkenalan denganmu, bolehkah? Kulihat
sepertinya umur kita seumuran. Duduklah disini.. kau tidak sibukkan?” Lelaki
itu mempersilahkan.
“ani~ em.. baiklah! Kurasa juga begitu, umur kita hampir seumuran..”
Oh SeYeon tersenyum.
Dari balik tangga, eomma Oh SeYeon memperhatikan mereka berdua
sambil terseyum senyum.
“kau kan juga mengira umur kita seumuran.. berkatalah semiformal
dulu kepadaku. Setelah kita berkenalan kau boleh berkata informal kepadaku, kan
aku akan selalu pergi kesini untuk sarapan pagi..” kata Lelaki itu.
“aah.. geurae~ gomapta`” Oh SeYeon lalu duduk.
“illeumi mwoeyeo?” Lelaki itu memulai perkenalannya.
“Oh SeYeon imnida.Panggil aku SeYeon~ neo?” Oh SeYeon bertanya
kembali.
“Oh SeHun imnida, Sehun imnida. Sekarang kau kelas berapa?”
ternyata lelaki itu bernama Oh SeHun.
“marga kita sama.. hahaha~ aku kemarin baru saja lulus Junior High
School. Besok aku sudah Senior high school.. kau sendiri?” Oh SeYeon bertanya
lagi.
“hahahaha~ Oh dan Oh! Kita sama! Aku bersekolah di Jeguk Senior
high school. Kau?” kata Sehun.
“sekolah kita sama!! Semoga saja kita bisa satu kelas.. kau tidak
keberatan kan?” Oh SeYeon bertanya.
“tentu saja tidak! Em, tapi apakah kau sudah punya pacar? Aku takut
jika kau sudah punya..” SeHun takut.
“Tentu saja belum.. aku baru kali ini mempunyai teman mengobrol
namja..” Oh SeYeon menjelaskan.
“Jinjjayeo? Aku juga jarang jarang punya teman yeoja yang bisa enak
di ajak mengobrol seperti ini..” SeHun juga merasa begitu.
“hahaha.. kita senasib. Oh iya! Memang rumahmu dimana?” tanya Oh SeYeon.
“Rumahku? berada di samping toko ini. Aku baru pindah saat aku
lulus SD. Dan aku jarang keluar rumah, sehingga kau dan aku jadi tidak saling
mengenal.. padahal kita adalah tetangga yang sangat dekat.hahaha” SeHun
menertawakan dirinya sendiri.
“hahaha.. iya aku pun sama. Aku juga jarang keluar rumah. Jika aku
keluar aku langsung pergi ke supermarket untuk membeli bahan roti atau
kebutuhan lainnya, dan biasanya kalau hari minggu aku pergi ke taman kota. Jadi
aku juga jarang terlihat kan? Hahaha” Lagi lagi mereka tertawa.
“Oh iya, bagaimana kalau kita berangkat sekolah bersama? Kau punya
sepeda?” Oh SeHun menawarkan.
“aku baru saja akan mengatakan itu.. tentu saja. Tapi, aku tidak
punya sepeda. Apakah kau akan menaiki sepeda saat berangkat besok?”Oh SeYeon berwajah
sedih.
“aku akan memboncengkanmu! Tenang saja.. aku dan kau akan selalu
tenang selama aku dan kau belum mempunyai pacar. Hahahaha..” Mereka tertawa
lagi.
“Huhh.. tentu saja. Jika aku atau kau sudah mempunyai pacar, kita
masih tetap berteman kan?” Tanya SeYeon cemas.
“Tentu saja! aku akan mengenalkan pacarku denganmu.. kau juga harus
seperti itu nde?” Oh SeHun tersenyum.
“Hahahaha.. kau ini! Oh SeHun, sebentar ya.. aku juga akan
mengambil kue untuk ku makan. Melihat kau makan, aku juga ingin makan..” Oh
SeYeon lalu pergi mengambil kue.
“baiklah..”
***
Pagi itu, lagi lagi konsumen pertama yang datang di Toko Oh’s Cake
and Bread adalah Oh SeHun. Oh SeYeon dan Oh SeHun mengobrol lagi. Oh SeYeon
memulai percakapan setelah SeHun memesan.
“SeHun-ssi.. kau ini orangnya sangat ramah dan mudah untuk diajak
berteman ya? Jadi, kita bisa sedekat ini..” Oh SeYeon tersenyum.
“ya, sebenarnya aku namja yang bertipe seperti itu. Hanya saja, aku
sering malas untuk keluar rumah. Jadi, tidak banyak orang yang mengenalku..Kau
juga yeoja yang seperti itu, jadi kau cocok ya bekerja membantu eomma mu
menjaga toko. Kau ramah sekali.. saat kau mengembalikan dompet itu kepadaku,
aku sudah berencana untuk berteman denganmu.. karena kau terlihat sangat baik,
ramah dan juga cantik” Oh SeHun memuja gadis itu.
*BLUSH*
Seketika wajah Oh SeYeon memerah malu. Gadis itu lalu menundukkan
kepalanya. Menutupi wajahnya dengan rambutnya yang panjang.
“kau kenapa SeYeon-ssi? SeYeon-ssi?” Lelaki itu khawatir.
“gwaenchana,”
Oh SeYeon masih saja menyembunyikan kepalanya. Setelah menarik
nafas panjang akhirnya SeYeon mendongakkan kepalanya.
“kau kenapa? Aahh.. kau malu ya? Hahaha..” Oh SeHun menertawakan
gadis itu.
*Triing~!* Ponsel Oh SeHun berbunyi.
“Yeobosaeyeo? Nugusaeyeo?”
“SeYeon-ssi~ Ini eommaku.. dia meminta aku untuk menjemputnya di
bandara. Eomma ku baru saja pulang dari Amerika. Aku memesan red velvet yang
ada di etalase itu ya? Nanti aku ambil setelah aku pulang dari bandara. Red
velvet adalah kue kesukaan eommaku. jadi, aku akan memberikan kue itu utnuk eommaku..” Ucap Oh SeHun sambil berjalan di kasir untuk membayar.
“Eommanim! Aku akan kesini lagi.. Annyeonghaseyeo~” Oh SeHun pamit
kepada Eomma Oh SeYeon. Lalu menundukkan badannya.
***
Hari ini hari pertama sekolah. Oh SeYeon sudah menunggu Oh SeHun
yang sudah berjanji untuk mengantarnya di depan toko nya.
Oh SeHun datang, stelah mereka saling menatap dan tersenyum, SeYeon
segera naik ke sepeda SeHun. SeHun menengok
kebelakang dan memastikan bahwa SeYeon sudah menaiki sepedanya. Setelah
itu tangan SeHun memegang tangan SeYeon lalu melingkarkan tangan SeYeon ke
pinggang nya.
Seketika SeYeon terkejut, tapi SeYeon tidak bisa melepaskannya
karena SeHun segera mengendarai sepeda sangat cepat.
“SeHun-ssi! Jangan cepat-cepat! Kau membuatku takut!!” SeYeon
berteriak memecahkan keheningan jalan pagi itu.
SeHun tertawa, sepedanya ia percepat kecepatannya menembus daun
daun musim gugur yang berjatuhan.
“Aaaa~! Segarnya udara pagi ini! kajja!!!” Sepeda yang mereka naiki
turun di jalan menurun.
“SeHun-ssi!! rem sepedanya atau kita akan jatuh!! Aisshh!!
SeHun-ssi!!” SeYeon memukuli punggung SeHun.
“appo~ rasakanlah sensasi nya! Anginnya sangat sejuk! Hahahaha~!”
SeHun menertawakan SeYeon.
“SeHun-ssi! aku tidak akan berangkat bersama mu lagi kalau kau
melewatkanku dijalan ini lagi!” SeYeon sudah tidak memegangi pinggang SeHun
karena jalanan sudah rata lagi dan sepeda memelan.
“Kau ngambek ya Nyonya Oh? Hahaha..” SeHun menertawakan SeYeon
lagi.
“Hem..” SaYeon menjawab seadanya.
“Aish.. turunlah Nyonya Oh~ Kita sudah sampai~” SeHun dan SeYeon
turun dari sepeda.
“Pelayan Oh! Bawakan tas ku!.. Hahahaha weekk!” SeYeon mengalungkan
tas selempang nya ke leher SeHun dan lari.
“Ya! SeYeon-ssi!! Kau ini! aku bukan pelayanmu apalagi sopir mu!
Kubuang tas mu atau minta maaf kepadaku! Sini kau!” SeHun mengejarnya.
“Sirheo! Hahaha.. tadi kau mngerjaiku! Sekarang giliranku!!”SeYeon
terus berlari.
“baiklah, kalau tidak mau. Ini benar benar akan aku buang.. kau
bisa lihat kan? Disampingku ini apa?” SeHun mengangkat tas SeYeon dan bersiap
untuk membuangnya di tempat sampah di sampingnya.
“Ya-Ya-Ya!! Mana tas ku! Nde, aku kesana!” Dengan langkah malas SeYeon
menuju ke arah SeHun.
“Hahaha.. akhirnya kau yang menyerah Nyonya Oh!” SeHun mengejek SeYeon.
“huh!” SeYeon cemberut lalu membelakangi SeHun.
“Nyonya Oh, kau marah ya?
Nyonya Oh SeHun?” SeHun masih bisa mengejek SeYeon.
“Ya! Berani berani nya kau mengganti namaku menjadi Oh SeHun!
Namaku Oh SeYeon!!” seketika SeYeon langsung menghadap SeHun dan menunjukkan
death glare nya.
“Ahhahaha.. nde nde, aku minta maaf. Mianhamnida SeYeon-ssi..” SeHun
menundukkan badannya.
“hahaha.. kau ini. kau tidak malu diliat banyak orang disini? Dari
tadi kita diperhatikan banyak orang. Termasuk songsaenim yang baru datang..
ppali ireona!” SeYeon yang sudah mulai malu segera menarik SeHun ke papan
pengumuman pembagian kelas.
“Yeeeay! Kita satu kelas!!
Kelas 10-1 i’m coming!!” SeYeon berteriak dan mengangkat tangannya.
“Hahaha.. Kajja!” SeHun menggandeng tangan SeYeon dan segera
berlari ke ruangan atas, kelas 10-1.
***
Jam masuk kelas sudah masuk, sekarang para murid baru segera duduk
menunggu songsaenim datang.
Setelah beberapa menit kemudian, songsaenim datang.
“Annyeonghaseyo! Perkenalkan nama saya Cho songsaenim imnida.. saya adalah wali kelas kalian. Selamat datang
dikelas kalian. Rajin-rajinlah belajar ne?” Cho songsaenim adalah wali kelas
10-1. Dia adalah songsaenim yang cantik dan terkenal ramah.
“Ne..” semua murid serentak menjawab.
“Sekarang, saat nya kalian maju untuk memperkenalkan diri kalian..”
***
Krrrriiiiiiiiinggg!!!
Bel pulang sekolah berbunyi, saatnya para siswa untuk pulang.
Terlihat SeHun dan SeYeon hanya berdua di kelas. Karena, teman teman mereka
sudah terlebih dahulu pulang.
“SeHun-ssi~ ki..” SeYeon memanggil SeHun. Tapi tiba tiba ucapannya
dipotong.
“Jangan panggil aku SeHun-ssi lagi.. panggil aku SeHun-ah,
SeHunnie, Hunnieyeo, SeHunnieyo, atau apalah terserah kau.. tapi jangan
SeHun-ssi! kita kan sudah teman, jadi anggaplah aku biasa. Nde?” SeHun mengacak
acak rambut SeYeon.
“Aih.. lepaskan. Geurae, aku akan memanggilmu begitu. Kau juga
harus memanggilku begitu.” SeYeon tersenyum manis kepadanya.
“Nde, Kajja pulang!” SeHun menggandeng tangan SeYeon dan berjalan
keluar beriringan sambil melompat lompat seperti anak kecil.
Pppriiiitt~~!
“Ya!Ya!Ya! kalian murid baru ya?! Sudah berani berani nya
berpacaran di sekolah! Lepaskan tangan kalian! Ikut aku!” Lee songsaenim adalah
guru yang terkenal killer memanggil SeHun dan SeYeon.
“Saem~ kita tidak pacara..” Penjelasan SeYeon dipotong.
“Aish.. mana mungkin ada satu namja dan satu yeoja bergandengan dan
hanya berdua, dan keluar terakhir
dikelas tidak bisa disebut pacaran?? Sudah! Ikuti aku saja!” Lee songsaenim
menggeret tangan mereka.
“Songsaenim.. SeYeon benar. Kita tidak pacaran, kami tetangga dan
kami bersahabat ss..sejjak kecil! Jadi wajar jika kita seperti ini.. Lepaskan
kami Lee saem! Juseyo..” SeHun sedikit berbohong agar Lee songsaenim
melepaskan mereka.
“Hemm.. baiklah. Tapi kalian tetap akan ikut aku. Aku akan mengetes
kedekatan kalian! Ttarawa!” Lee songsaenim masih keras kepala.
“Mwo?!” SeHun dan SeYeon terkejut bersamaan.
“SeHun-ah.. eoteokhae?” SeYeon berbisik kepada SeHun.
“Mollayeo~ berapa tanggal lahirmu?” SeHun juga berbisik.
“25 Juli 1999, untuk apa?” SeYeon bingung.
“Bagaimana kalau dia bertanya itu? Tanggal lahirku 12 April 1998.
Ingat itu! Dan siapa nama eomma dan appamu? Eomma ku Oh Min Hun, appaku Oh Baek
Hun! Ingat!” SeHun masih berbisik.
“Oh? Eommaku Oh Tae Yeon, appaku Oh Jin Yeon!” SaYeon sedikit
menekan. Suaranya jadi sedikit terdengar.
“Kalian sedang apa?! Kita sudah sampai.. cepat duduk!” Lee
songsaenim memukul kepala SeHun dan memukul pundak SeYeon.
“Argh~ Oh? Ruang kedisiplinan?” SeHun menggerutu.
“Sudah diam! Aku ingin mengetes kalian jika kalian memang benar
bersahabat sejak kecil!” Lee songsaenim menunjukkan death glare-nya.
“Kami berpisah saat kami akan memasuki SD, kami bertemu lagi 1
tahun saat SMP, lalu kami bersama lagi sekarang.. jadi kami tidak tahu menahu
banyak..” SeHun lagi lagi berbohong untuk menyelamatkan dirinya dan SeYeon.
“hem, aku tetap akan mengetes kalian. Ini mudah~ Oke, pertanyaan
pertama untuk SeYeon. SeYeon! Kapan ulang tahun SeHun?!” Lee songsaenim
bertanya persis sesuai dugaan SeHun tadi.
“Oh? 12 april..”
“Tahun?!”
“1998” SeYeon menjawab dengan ketakutan karena terus terusan di
bentak.
“Benar itu..? kulihat dulu data di komputer. Oh SeHun dimana ya?..
ini dia! Ya betul! Kau sudah aman. Pergilah!” Lee songsaenim menyuruh SeYeon
keluar.
“mudah sekali~ SeHun-ah kutunggu di depan..” SeYeon berbisik kepada
SeHun saat Lee songsaenim sibuk melihat data SeYeon di komputer.
“Hemm~ siapa nama orang tua SeYeon?” Lee songsaenim bertanya pas
sesuai tebakan SeHun.
“Mudah sekali~” SeHun berkata dalam hati.
“Eommanya Oh Tae Yeon, abeojji Oh Jin Yeon!” SeHun menjawab dengan
mantap.
“Saya boleh keluar kan? Annyeonghigaseyo Lee songsaenim” SeHun
menundukkan kepalanya dan langsung kabur.
@Tempat Parkir
“SeHun-ah.. ahh aku lelah sekali. Lee songsaenim itu masih saja
mengejar kita. Hahaha.. besok kita harus segera kabur jika ada dia,. Aku benar
benar takut padanya!” Ucap SeYeon Sambil terus mengatur nafas yang tersenggal
senggal.
“Hahaha.. selama masih ada aku kita aman! Hahaha..”SeHun
menyombongkan dirinya.
“Cih~” SeYeon tidak menerimanya.
“Aigoo~ jika saja kau tidak ku beri tahu tadi, kau mati!” SeHun
menjitak pelan kepala SeYeon.
“Sembarangan menjitak orang lain kau..” saat SeYeon akan menjitak
SeHun, SeHun berkata. “Kalau bisa kejar aku.. wekk” SeHun menjulurkan lidahnya
dan berlari.
“Aish! Ya! Hhahahaa~”
Mereke berdua berkejar kejaran sampai di lapangan basket.
dan tiba
tiba..
“SeYeon awas!!”
Lampu penerangan di lapangan basket jatuh.
“Pyaarr!!”
SeHun menarik tubuh SeYeon dan akhirnya..
“Bruk!” Tubuh SeYeon bertumpu dengan tubuh SeHun. Wajah mereka
hanya berjarak 3cm. Mereka sama sama saling terbelalak. Tiba tiba mata SeYeon
terlihat sayu seperti akan pingsan.
“SeYeon-ah! SeYeon-ah!” Masih dalam posisi yang tadi, tangan SeHun
menepuk nepuk pipi SeYeon. SeYeon kemudian pingsan, saat akan pingsan, bibir SeYeon
menyentuh bibir SeHun.
“Chu~~”tidak sengaja bibir mereka bertemu.
Itu menyebabkan SeHun tidak bisa berbuat apa-apa. Dada SeHun
berdegup kencang, nafasnya tak karuan.
“SeHun SeHun! Ireonayeo! SeYeon sedang pingsan!!” SeHun menggeleng
gelengkan kepalanya membangunkan dirinya sendiri.
Sehun langsung menggulingkan badan SeYeon dan langsung membopongnya
untuk dia bawa ke UKS. Sehun sangat khawatir, tetapi dia masih memikirkan apa
yang terjadi tadi.
Ketika sampai di UKS SeHun segera membaringkan SeYeon di tempat
tidur. SeHun mengambil tas SeYeon dan mengambir bekal air minumnya. SeHun
menumpahkan sedikit air di tangannya dan menyipratkannya di muka SeYeon.
“SeYeon-ah~ kau jangan membuat lelucon! Bangunlah! Kau mengambil
kesempatan untuk menciumku ya? Jika tidak cepat bangun! Jika iya, kau juga
harus bangun! Bangunlah cepat!” SeHun menepuk nepuk pipi SeYeon.
“aish.. appo~ aku sudah bangun. Jangan menamparku. Tadi apa kau
bilang? aku mencium mu?” Dengan suara yang lemas, SeYeon menepis tangan SeHun.
“oh? Ani..ani.. kau mungkin salah dengar. Aku tidak bicara begitu tadi..
dari tadi aku hanya menepuk nepuk pipimu dan menyipratkan air di muka mu..”
SeHun berbohong.
“Jinjjayeo? Em, ya sudah. Gomawo sudah menolongku.. dan aku tadi
tiba tiba pusing dan pingsan. MWO? Aku ingat! Tadi kita di lapangan..” SeYeon
langsung bangun dan terbelalak.
“Shut..sshh! Jangan keras keras..” SeHun memelankan suaranya dan
meletakkan jari telunjuknya di bibir SeYeon dan SeHun menatap SeYeon dengan
sangat dekat, berjarak sekita 1 jengkal.
SeYeon langsung menunjuk menggunakan jari telunjuknya ke muka SeHun
dan mendorong jidat SeHun dengan jari telunjuknya. “Ka~~”
“aish.. kau ini! berani denganku ya?” SeHun kembali membalas sama
dengan yang dilakukan SeYeon.
SeYeon tiba tiba ambruk lagi. “SeYeon-ah! Jangan main main! Kau
tidak akan segera pulang dan membantu eomma mu?” SeHun meninggalkan SeYeon.
“Aku lupa! Kajja!” Seketika SeYeon langsung bangun.
“Cih.. tukang bohong!” SeHun segera mengikutinya dari belakang.
***
3 bulan berlalu....
@Oh’s Cake and Bread
“SeHun-ah! Kajja keluar, kau mau mentraktirku makan siang diluar
kan? Eoh-eoh-eoh??” SeYeon menarik dagu SeHun.
“appo! Sirheo-yo! Kau sudah mencubit daguku!” SeHun bertingkah
seperti anak kecil dan menunjukkan muka cute angry kepada SeYeon.
“Aish! Kau ini.. kau kira aku akan luluh dengan aegyo mu itu? Ciih~
wekk :P” SeYeon menjulurkan lidahnya di depan muka SeHun dan berlari keluar.
“hahaha.. Ya! Ya! Kajja! Kita akan kemana?” SeHun menertawakan
tingkah SeYeon lalu mengejarnya.
“eemm.. kita ke restoran di dekat sekolah itu saja! Eottae?” SeYeon
puppy eyes.
“kajja! Aku akan mentraktirmu sekarang! Dan Kau akn mentarktirku
kapan kapan semauku!!” SeHun ikut berlari.
“Sirheo!! Tunggu !!” SeYeon kesal.
***
@Restaurant dekat sekolah
“Kita makan dulu ne? Aku mau steak sapi dan sushi.. minumnya bubble
tea rasa Taro! Itu makanan favorite ku. Kau apa?” SeYeon semangat.
“itu makanan favorite mu? Hahaha.. Kita sama!! Aku juga akan
memesan itu! Kita pesan porsi besar untuk berdua ya? Kita tidak perlu membayar
banyak dan porsinya juga sedikit lebih banyak dari pada yang porsi satu orang,
yaa.. walaupun kita satu piring berdua!” SeHun mengerling.
“aih.. hemm baiklah! Ini pembelinya kebanyakan anak muda, tetapi
yang melayani tua tua.. kita harus memanggil pelayan itu apa? Haraboji-Harmoni, Ahjumma-Ahjussi,
Waitress??” SeYeon terlalu banyak berpikir.
“terserah kau saja! Ahjumma! Aku mau pesan!” akhirnya SeHun yang
berbicara setelah SeYeon berpikir keras.
“Kenapa kau tidak dari tadi! Kau membuatku berpikir banyak!” SeYeon
kesal.
“Hahaha.. kau inii!” SeHun mencubit pipi SeYeon.
“selamat datang! Pasangan yang serasi ini mau pesan apa?” Ahjumma
datang dan menanyai mereka.
“pasangan?” SeHun segera menatap SeYeon.
“Serasi?” SeYeon segera menatap SeHun.
“Ahjumma~ kita bukan pasangan. Kita teman saja~” SeHun memanyunkan
dirinya.
“Geurae ahjumma! Kita bukan pasangan.. apalagi pasangan serasi.” SeYeon
menyetujui SeYeon.
“Hahahaa.. kalian sangat lucu sekali dan sangat kompak. Wajar saja
kalian cocok dikatakan pasangan serasi..ya sudah, mau pesan apa?” Ahjumma
memuji kekompakan mereka.
“ani.. kita mau pesan steak dan sushi porsi besar satu. Akan kami
makan berdua, jadi berikan kami 2 sendok, dan 2 bubble tea rasa taro.
Ghamsahamnida ahjumma~” SeHun yang menjawab.
“Nde, tunggu sebentar ya..”
***
“sebentar,..” SeHun mendekat ke arah SeYeon yang sedang mengunyah
makanannya.
“Kau mau apa? Jangan dekat dekat..”SeYeon mematung.
“Ini.. ada saos di bibirmu~aku sudah membersihkannya!” SeHun lalu
tersenyum dengan eyesmilenya.
“kukira, kau ..” SeYeon memasang muka
bingung.
“kau kira aku akan menciummu? Cih sirheo~” SeHun lagi lagi pasang
muka cute angry-nya.
“Neo wae? Aish.. kajja! Kita jalan jalan! Eoh? Aku ingin ke
Myeongdong, aku ingin membeli sepatu dan baju..Juseyo~~” Dengan gaya cute SeYeon
memohon kepada SeHun.
“Aku akan membayar dulu..” SeHun tersenyum manis kepada SeYeon.
“Sudah? Jebal oppa~~antarkan aku” masih dengan gaya cutenya SeYeon
memegangi tangan SeHun dan menari narik tangannya.
“baiklahh ckck jangan bertingkah sok lucu seperti itu.. Tunggu
sebentar ada telepon masuk, ayo kita cepat keluar!” SeHun tersenyum manis
kepada SeYeon dan segera mengangkat teleponnya lalu menarik SeYeon keluar.
“Yeobosaeyo? Eomma~ Wae?”
“SeHun-ah~ halmoni sakit. Jadi, sekarang kita harus segera pergi ke
Beijing. Kita harus menjenguknya.. sakitnya cukup parah. Halmoni sakit
jantung..” Terdengar suara Eomma SeHun yang lemas dan terlihat serak.
“kenapa aku harus ikut? Kan ada eomma, appa, ahjumma, ahjussi,
haraboji..” SeHun kesal.
“SeHun-ah.. cepatlah pulang, Kita harus kesana.. Bagaimana kalau
nenek meninggal? Terakhir kau melihatnya saat kau masih kelas 3SD.. halmoni
merindukanmu!” Suara eomma SeHun sedikit terisak.
“Eomma~ uljjima! Aku akan pulang.. aku akan ikut eomma~ berapa hari
kita disana?” SeHun mulai khawatir.
“sekitar satu minggu.. karena jadwalku juga sibuk di sini, jadi
kita hanya satu minggu saja. Kau ikut ya?” Eomma memohon.
“aku ikut eomma~ Aku akan pulang.. kututup telponnya ne? Aku datang
15 menit lagi..” SeHun menelpon teleponnya.
“SeHun-ah.. eommanim kenapa?
Dia menangis? Waeyo?” SeYeon khawatir melihat wajah SeHun yang sayu.
“Halmoni sakit.. aku harus pergi ke Beijing sekitar satu minggu”
SeHun sedih.
“Jangan sedih~ ya sudah cepat pulang ne? Jangan lupa hubungi aku..
pinjam ponselmu, aku mau menulis nomorku disitu..” SeYeon menulis nomornya di
ponsel SeHun.
“geurae~ aku akan selalu menghubungimu~ jangan rindukan aku
Yeonnieyo~~” SeHun mengacak acak rambut SeYeon.
“aaahh.. SeHun-ah disaat seperti ini kau masih bisa bercanda. Oh
iya, halmoni sakit apa?” Tanya SeYeon.
“Sakit jantung.. ya sudah ayo pulang eomma ku menunggu.” SeHun
segera berjalan meninggalkan SeYeon yang ikutan sedih.
“SeHun-ah, tunggu.. Semoga halmoni cepat sembuh ne? Agar masih bisa
melihat cucunya yang tampan dan lucu ini..” SeYeon mencoba menghibur.
“Gomawo~ kau ini, Halmoni pasti sembuh..” SeHun makin sayu.
***
“SeHun-ah! Eommanim~ Kalian sudah mau berangkat? Kudoakan agar
kalain selamat sampai tujuan dan halmoni agar cepat sembuh..” SeYeon tiba tiba
datang di depan rumah SeHun lalu menundukkan badannya.
“SeYeonnie~ kau sudah kuanggap anakku sendiri. Jadi, santai saja
denganku ne? Gomapta atas do’amu..” Eomma SeHun mengelus rambut SeYeon lalu
memeluknya.
SeYeon merasakan pundak Eomma SeHun bergetar.
“Eommanim~ Uljjima~ Halmoni pasti akan sembuh, halmoni kan masih
mempunyai anak perempuan yang cantik ini.. dan cucunya yang tampan itu” SeYeon
mengelus punggung eomma SeHun.
“Gomapta SeYeonnie~ kami harus segera pergi, jaga dirimu ya?” Eomma
melambaikan tangannya dan segera masuk ke taksi.
SeHun tiba tiba memeluk SeYeon.
“Jaga dirimu baik baik ya~ jangan merindukan aku, aku hanya pergi
satu minggu. Em..Saranghae” setelah mengucapkan kata ‘saranghae’ SeHun segera
cepat cepat masuk ke taksi dan pergi.
“mwo? Dia tadi berkata apa kepadaku? Saranghae?” Mata SeYeon
membulat sambil terus menatap taksi yang membawa SeHun.
“Ah, kenapa hatiku selalu berdebar setiap SeHun dekat sekali
denganku? Sebenarnya aku sudah lama seperti ini. Ini dimulai saat aku
berboncengan dengan SeHun pertama kali sekolah, jantungku serasa sesak dan terus
berdegup kencang. Ini apa??”Batin SeYeon. SeYeon lalu menendangkan kakinya ke
tanah.
‘Kling~!’ Ponsel SeYeon berbunyi.
‘Pesan masuk?’
‘dari siapa? Tidak ada namanya.. kulihat dulu saja pesannya. ‘Saranghae?
From : Mr. OSH’ Siapa yang mengirimiku pesan ini? SeHun? Dia baru saja pergi 5
menit yang lalu. Sampai ke bandara saja belum.. tapi, Sehun kan baru saja ku
beri nomorku? Tadi kenapa tidak ku misscall dulu saja ya? babbo!’ SeYeon membiarkan
pesan itu dan segera masuk ke rumah untuk membantu eommanya.
-Sementara di sisi lain di waktu yang sama-
-Oh SeHun POV-
‘kkk~ dia kan belum tau nomorku.. aku akan menyatakan perasaanku
sementara ini dengan cara ini saja! akan kukirim dia lagi pesan..
[Saranghae Oh SeYeon!
Kau mau jadi pacarku? Aku sudah memendam perasaan ini cukup lama.. balaslah
kalau kau ingin tau aku siapa. Kuberi tau ciri ciri ku ne? Aku tampan seperti
member EXO, berkharisma, pintar dan baik.. From: Mr. OSH]
hahaha~ bagaimana reaksinya ya? Aduh.. bagaimana kalau dia sudah
tau aku? Hem, itu lebih baik.. aku akan mengungkapkannya setelah aku pulang
nanti. Mau dia marah, benci, menolaknya, aku akan terus berusaha..’.
“SeHun-ah~ ayo turun kita sudah sampai!” Eomma SeHun menyuruh SeHun
turun.
***
2 hari sudah SeHun dan Eommanya di Beijing, Halmoni di rawat di
rumah sakit. Sedangkan SeHun sangat benci bau rumah sakit. Sehingga, SeHun
memutuskan untuk tetap di Rumah halmoni nya saja sendiri. Menjaga rumah adalah
kesempatan SeHun untuk mengerjai SeYeon.
“Aku akan segera beraksi!”
[SeYeonnie~ Bogoshipeo!
sudah lama aku tidak menghubungimu~
aku rindu sekali~~
dan aku ingin tahu..
“APAKAH KAU MAU MENJADI PACARKU?”
From : Mr. OSH]
-Disisi lain dalam waktu yang sama-
“Sudah dua hari ini aku tidak mendapat telpon, atau pesan dari
SeHun.. aku tidak punya nomornya! Bagaimana ini? ah.. bogoshipta, mukanya yang
lucu dan menggemaskan.. bogoshipeoyo SeHun-ah!” SeYeon mengurung di kamar
setelah pulang sekolah.
“aku sudah memintakan ijin di sekolah.. aku tidak mau dia kena
skors dan tidak satu sekolah lagi denganku.. 2 hari tanpa dia membuatku
frustasi, aku berangkat dan pulang naik
bus.. lelah! SeHun-ah~ cepat pulang!”
Kling~! Ponsel SeYeon yang sedari tadi ia tatap untuk menunggu
pesan dari SeHun akhirnya berbunyi juga.
“Pesan masuk! Semoga ini dari SeHun! Ah.. ani, bukan dari SeHun..
tapi dari orang yang sama yang mengirimiku ‘Sarangahae’ dan siapa itu MR.
OSH!!!” harapan SeYeon seketika luntur.
“Siapa sebenarnya orang yang mengirimi ku pesan ini? ini jebakan
atau memang benar? Ku coba tanyakan saja..”
[Neo nuguya?]
Send!
“Sudah 10 menit dia belum menjawab juga, ada apa dengannya? Hem.. i
don’t care” Batin SeYeon.
-Disi lain di waktu setelahnya-
-Oh SeHun POV-
“oh.. dia berani menjawab, ku jawab apa ya? Sudah 10 menit, aku
hanya memandangi pesan ini, bodohnya aku! Aah.. aku tau!” SeHun segera menulis
pesan untuk SeYeon.
[SeYeonnie~
6 hari lagi kan hari Minggu, kau sedang tidak sekolah. Aku ingin
bertemu di taman kota Seoul pukul 9! Jika kau ingin benar benar melihatku.. kau
tidak boleh membawa siapa siapa! Ingat itu! Hanya kita berdua! Tepatnya kita
akan bertemu di dekat pohon cemara yang paling besar di taman paling belakang!
Kau akan bertemu denganku, Mr. OSH! ]
“Hahaha~ sudah kukirim! Semoga Yeonie mau! Pasti besok SeYeon akan
memberi tahuku, Dan aku besok akan berpura pura tidak tau dan aku akan berpura
pura sok menjadi pelindungnya! Yes! Mumpung aku masih di Amerika, aku ingin
membelikan sesuatu untuknya. Apa ya? Emm.. kalung? Cincin? Jepit rambut?Dress?
bagaimana kalau kalung, jepit rambut dan Dress? Dia pasti akan suka! Cincin
akan kuberiakn kalau aku melamarnya besok! Ahahha..Ya sudah.. aku akan pergi dulu, emm..
tidak perlu minta ijin, aku pasti tidak di ijinkan. Di masa sulit seperti ini,
aku malah bersenang senang.. tak apalah! Nanti aku akan ke rumah sakit dan
memberikan bunga untuk Harmoni”
-SKIP-
“wahh.. cepat sekali jadinya kalung ini! hanya di tunggu 1 jam
sudah selesai! Woaahh! Ddaebak! Indahnyaa~ aku sudah dapat kalung, jepit rambut
dan dressnya! Saatnya aku pulang!!” Batin SeHun.
Selama di perjalanan pulang SeHun selalu melihat isi kotak kado
yang ia bawa. Ia sangat senang sekali hari itu. SeHun tersenyum sepanjang
perjalanan.
Drrzzddtt~ Ponsel SeHun bergetar.
“Yeobosaeyo? Eomma! Waeyeo?” SeHun khawatir.
“SeHun-ah! Harmoni sudah boleh pulang! Jadi, kita besok sudah bisa
pulang! Dan sekarang, sebelum harmoni pulang, cepat kau pergi membeli hadiah
untuk halmoni mu.. ne?”Eomma SeHun sangat bersemangat.
“Jinjja? Ahh.. akhirnya! Ne, aku akan segera pergi! Kututup
telponnya.. saranghae” SeHun segera menutup telponnya.
“Hufft.. kukira ada apa, untung saja eomma belum pulang! Kukira
eomma sudah pulang.. pas sekali, tadi aku memang akan membeli bunga untuk
halmoni..” Batin SeHun bergembira.
-SKIP-
Oh SeHun sudah bersiap-siap untuk tidur. SeHun sudah naik ke tempat
tidurnya dan mengangkat selimut nya yang hangat.
“SeHun-ah~ eomma boleh masuk?” Eomma SeHun mengetuk pintu.
“nde~ waeyo?” Ucap SeHun dengan mata sudah tertutup.
“eomma sudah pamit untuk pulang kepada halmoni tadi sore, kita akan
pulang sekarang saja! rapikan baju mu, setelah itu rapikan dulu kamar ini!
Mianhae sudah mengganggu tidurmu..” Eomma SeHun mengusap kepala SeHun.
“Eomma~ kenapa kita pulangnya hari ini? tadi kan halmoni baru saja
keluar.. kita langsung pulang? Malam malam begini? Ah.. eomma~ aku butuh
istirahat.” SeHun mengeluh. Padahal saat itu baru jam 6 sore.
“Eomma ada tugas menumpuk di kantor. Eomma sudah membatalkan
beberapa rapat penting.. jadi sebisanya agar eomma cepat pulang, eomma meminta
untuk pulang sekarang karena eomma ada rapat yang sangat penting besok pagi..
jebal SeHun-ah~” Eomma memegangi tangan SeHun yang sedang duduk di tempat
tidur.
“Baiklah~ ya sudah eomma sudah beres beres? Kalau sudah, tolong
bantu aku.. ehh tidak jadi, tidak jadi.. gomapta. eomma keluar dulu ne?” SeHun
mendorong pelan keluar eomma nya. Sebenarnya SeHun memang minta bantuan, tapi
SeHun takut kalau eomma nya melihat kado yang sudah ia beli tadi untuk
menyatakan cintanya kepada SeYeon.
***
@Korea- Oh SeHun House
SeHun segera mengambil kopernya dan koper eomma nya untuk di bawa
masuk ke rumah dari taksi. Eommanya mengambil tas tas kecil. Ketika semua
barang bawaan mereka turun dari taksi, SeHun segera mencuci mukanya dan pergi
tidur.
“Eomma~ Jaljjayeo! Aku tidur dulu..” SeHun pamit untuk tidur kepada
eomma nya di depan kamarnya. Dan eomma SeHun segera mengahampirinya.
“Geuraeyo~ Jaljjayo SeHun-ah!” Eomma SeHun mencium pipi SeHun dan
menutupkan pintu kamar SeHun.
“Aaahh~ lelahnya! Aku akan menunggu 6 hari lagi! Yeonnie~
gidaryeo!” Batin SeHun sambil mencium foto selcanya dengan SeYeon di ponselnya.
***
Pukul 7 pagi SeHun sudah siap dengan sepeda, dan perlengkapan
Sekolahnya. Oh SeHun sedang menunggu Oh SeYeon untuk berangkat sekolah bersama
lagi. Sudah 10 menit SeHun menunggu, SeYeon belum keluar keluar juga. SeHun mulai
kedinginan, ia sedikit berlari kecil ditempat untuk menghangatkan badannya.
5 menit kemudian akhirnya pintu Toko milik Oh SeYeon di buka.
“Oh? SeHun-ah! Kapan kau pulang?” SeYeon terkejut.
“Akhirnya kau keluar juga! Aku sudah kedinginan.. Ka jja!” SeHun
menarik SeYeon agar segera membonceng sepedanya.
SeYeon sudah naik, SeHun segera menarik tangan SeYeon untuk
dilingkarkan ke pinggangnya.
“SeHun-ah..” SeYeon menjadi gugup dan canggung.
“Oh?” SeHun menjalankan sepedanya santai.
“ehmm..” SeYeon hanya mendehem.
“Oh iya.. SeYeon-ah mianhae~ kemarin aku tidak menghubungimu..”
SeHun tidak berani memberi alasan, takut kebohongannya terlihat. SeHun memang
tipe yang tidak bisa berbohong.
“waeyo? Gwaenchana, SeHun-ah kemarin.. emmh tidak jadi ” Oh SeYeon
sebenarnya ingin bertanya apakah kemarin SeHun benar benar mengatakan padanya
‘Saranghae’
“wae? Sudah.. katakan saja~” SeHun mengendarai sepedanya pelan
pelan.
“em.. gwaenchana~ SeHun-ah, nanti kalau sudah sampai di sekolah aku
ingin menunjukkan sesuatu..” SeYeon ingin menunjukkan pesan yang ia dapat
kemarin. SeYeon segera mengambil ponselnya.
***
@Kelas 10-1
“SeHun-ah~ kemarin ketika kau pergi, ada seseorang yang mengirimi
ku pesan. Dia mengungkapkan perasaanya padaku.. dan dia mengajakku untuk
ketemuan besok di Taman Kota, hari Minggu. Sebenarnya dia menginginkan aku
untuk tidak mengajak siapapun..” Oh SeYeon menunjukkan pesannyua di Ponselnya.
“jadi, kau ingin mengajakku untuk ikut? Aku harus bagaimana? Aku
bersembunyi? Geureomnyeo~ aku takut terjadi apa
apa” SeHun sangat senang sekali, akhirnya rencananya berhasil.
“kau tau saja.. Gomapta! Oh iya..
aku mau minta nomormu!” SeYeon menyerahkan ponselnya ke SeHun.
“Mianhae.. aku aku.. tid tidak
ppernah me me mengingat nom nomorku.. akk aku ju ga tid dak mem bawa ppon
ponselku..” SeHun selalu terbata bata saat berbohong.
“aku tahu.. kau berbohong padaku
kan? Ayolah~” SeYeon menyodor nyodorkan ponselnya.
“Ani~ benar kataku.. besok saja ne?”
SeHun menunduk.
“aish~ aku tetap tidak percaya!
Terserahlah~ tapi jan ji kau besok harus memberi tahuku!” ucap Oh SeYeon.
‘aish.. aku lupa mencari nomor baru.
Aku jadi berbohong kepadanya seperti ini kan? Bodohnya aku..’ Batin SeHun.
“SeHun-ah.. Songsaenim!” SeYeon
menendang SeHun yang sedang melamun dan duduk di meja.
“Oh? Omoni! Gomawo~” SeHun terkejut
dan langsung turun. SeHun mencubit pipi SeYeon.
“appo~” SeYeon memegangi pipinya.
***
Di kamar SeHun, SeHun sedang
merebahkan tubuhnya di atas kasur dan membayangkan sesuatu sambil memainkan
ponselnya. SeHun terlihat sangat bingung.
“apa aku harus mengirim pesan lagi
ya? Aku sudah tidak sabar untuk mengatakan kepadanya.. aku ingin mengajaknya
besok sore saja! Ya, besok sore!! Aku sudah tidak sabar..” SeHun berbicara
sendiri.
“hemh~ semoga dia sedang tidak ada
acara, dan semoga dia mengajakku lagi.. nanti aku akan segera membeli nomor
baru dan aku akan pergi ke rumahnya! Sebelumnya, aku harus mengirim pesan dulu
kepadanya agar bertemu dengan Mr. OSH! Hahaha.. bodohnya dia tidak bisa
menebaknya! Padahal sudah tertulis jelas di setiap pesan.. Mr. O- Oh, S- Se, H-
Hun! Ahh.. yasudah.. aku akan segera menulis pesan untuknya~!” SeHun gembira
sekali.
[From : Mr. O S H
SeYeon-ah~ aku sudah tidak sabar
untuk bertemu denganmu! Maukah kau bertemu denganku besok sore saja? pukul 4 di
Taman Kota Seoul. Nde? Aku sudah tidak sabar.
Jawablah.. Juseyo~~]
Send!
“hahaha~ sudah kukirim! Sekarang aku akan membeli nomor baru dan
pergi ke rumahnya untuk berpura pura memberi nomorku! Lalaalala~~” SeHun segera
mengambil jaketnya dan dompetnya lalu segera pergi.
Saat menuruni tangga, Eomma SeHun memanggil.
“Annyeong SeHun-ah! Eomma pulang cepat hari ini.. tapi, nanti sore
aku akan kembali ke kantor lagi. Eomma punya hadiah untukmu.. keluarlah cepat!”
Eomma SeHun segera mendorong SeHun keluar rumah.
“Woaahh~ motor baru! Untukku? Jinjja? Eomma jinjja jinjja jinjja?”
SeHun memegangi lengan eomma nya.
“aih.. sebenarnya motor itu sudah lama eomma beli. Saat kau masuk
SMA, Eomma membelikannya untukmu.. tapi aku menunggu saat yang tepat. Saat kau
sudah benar benar dewasa.. bagaimana? Johayeo? Oh?” Eomma SeHun memberikan
kunci motor itu kepada SeHun.
“eomma, neomu joha hae~ Ghamsahamnida!!!” SeHun memeluk eommanya.
“cobalah~ kau pernah belajar dengan appa mu kan? Kau masih ingat?
Jika tidak, aku akan menelponnya dan memintanya untuk meluangkan waktu untuk
mengajarimu menaiki motor..” Eomma sudah memegangi ponselnya.
“ani~ biarlah appa bekerja. Aku masih ingat~ tenang saja.. aku
terkadang pinjam milik temanku. Hanya untuk keliling di dekat sekolah, sepulang
sekolah..” SeHun menepuk pundak eommanya.
“jinjjayeo? Tapi, kau tidak mengebutkan? Eomma takut kau jatuh..”
Eomma SeHun khawatir.
“aniyeo~ aku mengendarainya pelan pelan.. itu juga bukan motorku
kan? Tapi, karena aku sudah punya motor baru.. aku bisa mengebut kan?” SeHun mencolek
dagu eomma nya.
“ya~ Andwae! Kembalikan kuncinya kalau begitu!” Eomma sedikit
kesal.
“hahaha~ eomma aku hanya bercanda. aku akan pelan pelan, aku tidak
akan mengebut... Eomma, aku akan pergi.. bolehkah aku pakai motornya? Apakah
sudah ada bensin?” SeHun menengadahkan tangannya.
“janji, kau tidak akan mengebut? Itu sudah ada bensinnya.. hati
hati ya! Kau janji tidak akan mengebut kan?” Eomma SeHun mengelus rambut SeHun.
“iya.. aku berjanji! Sudah, jangan mengacak acak rambutku.. aku
sudah berdandan tampan~” SeHun membuat candaan.
“mwo? Siapa yang mengacak acar rambutmu, eoh? Ya~ kau
iniii..hahaha~ baiklah putraku yang tampan, hati hati..” Eomma SeHun
melambaikan tangannya.
“ne eomma.. saranghae!” SeHun juga melambaikan tangannya dan
memakai helm lalu pergi.
***
Sehun sekarang sudah mempunyai nomor telepon baru. Dan SeHun segera
melaju ke rumah SeYeon.
‘Kling!’
Pintu toko ‘Oh’s Cake & Bread’ tempat SeYeon tinggal di buka
oleh SeHun.
“Annyeonghaseyo eommanim~ SeYeon ada di rumah?” SeHun masuk lalu
membungkuk di depan eomma SeYeon yang sedang mengelap meja.
“Aigoo~ Si tampan ini mau mengajak SeYeon pergi kencan? hahaha~”
Eomma SeYeon menepuk pundak SeHun.
“hehehe~ aku hanya ingin bertemu SeYeon saja sekarang.. besok
sebentar lagi eommanim~ haha~” SeHun mengkerling.
“hahaha~ kau ini, kau mau dengan anakku? Hahaha~ Ya sudah, SeYeon
sedang mengerjakan tugas nya di atas, kau naik saja.. lalu lihatlah pintu yang
terdapat tulisan ‘SeYeon Room’. Itu kamarnya~” eomma SeYeon menjelaskan.
“Ghamsahamnida eommanim~” SeHun membungkuk kembali.
@SeYeon Room
“SeYeonnie~ Annyeong!!” SeHun mengetuk pintu kamar SeYeon.
“Nuguseyo? SeHunnie? Masuklah..” SeYeon lanmgsung bisa mengenali
suaranya.
SeHun lalu membuka pintu kamar SeYeon.
“Woahh~ Kamarmu rapi sekali, ku kira kau sedikit tomboy.. ternyata
kenapa ini menjadi semua berwarna Pink? Mulai dari tempat tidur, meja, kursi,
dan.. oh? Boneka?kau masih menyukai benda benda seperti itu? Aigoo~ aku tidak
menyangka. Ckckc!” SeHun berdecak merasa aneh.
“ya! Apa salahnya? Aku tidak tomboy seperti yang kau bilang! aku
hanya tidak terlalu manja seperti yeojadeul yang lain! Arraseo?” SeYeon
menjitak pelan kepala SeHun.
“appo~” SeHun menggembungkan pipinya, berniat untuk membuat aegyo,
andalan untuk meredakan kemarahan semua orang.
“ya! Kau kira aku akan luluh denganmu jika kau bertingkah SOK LUCU
seperti itu? Eoh!” SeYeon mendongakkan kepalanya pertanda menantang.
“Heol! Weeekk..” SeHun menjulurkan lidahnya mengejek SeYeon.
“ani! Ani! Lihatlah.. aku sama sekali tidak luluh dengan wajahmu itu.”
SeYeon membanting muka.
“Lihatlah ke arahku jika benar tidak. Berani? Ppali~” SeHun
menantangnya dan SeHun segera memperlihatkan puppy eyesnya di depan muka SeYeon.
‘BLUSH!’
Muka SeYeon memerah melihat wajah SeHun yang hanya berjarak 1
jengkal darinya.
“Ya! Kau akhirnya menjadi kepiting rebus juga” SeHun langsung
memperlihatkan death glare nya.
“a..aa..ani” SeYeon menunduk menyembunyikan wajahnya dari SeHun.
“kau tersipu malu.. hahaha! masih beruntung kau tadi tidak
kucium..” SeHun tertawa evil.
“ya!”
‘TAKK!’ jitakan dari SeYeon mendarat di kening SeHun.
“mwo?! Kau mengulanginya? Awas kau! Aku akan benar benar menciumu!”
SeHun mulai mendekati SeYeon.
SeYeon terus mundur, SeHun terus maju. Begitu seterusnya sampai
SeYeon terpepet di tembok. Sekarang wajah SeHun mulai medekat ke wajah SeYeon.
Mendekat, terus medekat, mendekat.. sekarang wajah mereka hanya berjarak 5cm.
Wajah SeYeon memerah, mata SeYeon tertutup tidak siap menerima First Kissnya
yang sebentar lagi akan diambil oleh SeHun.
SeHun hanya bisa menahan tawanya melihat tingkah SeYeon. SeHun
rupanya benar benar ingin mencium SeYeon.
“Oh SeHun!!! Apa yang kau lakukan! Aah.. kenapa hatiku berdegup
kencang sekali! Semoga SeHun tidak mendengarnya” Teriak SeYeon salam hati.
“Hahahaa!! Kau menganggapnya serius? Dasar Bodoh! Gadis bodoh!”
SeHun menertawai SeYeon yang sudah sangat berdegup itu.
*BLUSH*
“Ya!!! Aniyeo!” SeYeon wajahnya bersemu.
“hei, kapan kau memakai bush on? Hahaha~ sudah ketahuan kau!” SeHun
menyentil pipi SeYeon yang memerah.
“Ya! Appo~” SeYeon menggembungkan pipinya berniat membuat aegyo.
“cih..” SeHun memanyunkan bibir bawahnya.
“uh~ SeHun-ah!” SeYeon mengejar SeHun yang keluar lari.
“Kejar aku!! Ahahaha! Eommanim! Nenek sihir ini mengejarku!” Teriak
SeHun saat melintas di depan Eomma SeYeon.
“Eomma~ dia memanggilku nenek sihir!!” SeYeon menuding nuding SeHun
yang sedang kelelahan dan duduk di kursi tempat makan konsumen.
“ckckc.. kalian ini tidak tau umur ya? Sudah dewasa tetapi masih
saja bermain seperti anak kecil.. SeYeon-ah, kau merasa nenek sihir ya? Jika
tidak kenapa kau merasa jika itu kau? Eoh?” Eomma SeYeon menertawai mereka.
“aniyo~ tapi eomma, kan hanya aku yang mengejarnya.. jadi aku
merasa bahwa aku yang SeHun ejek!”
SeYeon merengek rengek.
“ya.. kau ini! jika kau bukan kau nenek sihirnya, tapi kau merasa
itu kau karena hanya kau yang mengejarnya, ya sudah.. berhentilah mengejar
SeHun..” Eomma SeYon geleng geleng.
“kkkk~ benar juga kata eomma! Baiklah.. aku sudah berhenti. Dan
SeHun! Ya! Kau! Kau harus bertanggung jawab karena sudah membuatku kelelahan!
Traktir aku minum bubble tea!” SeYeon segera datang ke SeHun dan menarik
tangannya keluar.
“oh? Motor siapa ini? kenapa di parkirkan disini?” SeYeon menatap
heran motor yang terparkir di depan tokonya itu.
“motorku!” SeHun dengan sombongnya memamerkan kuncinya di depan
SeYeon.
“Mwo? Jinjjayeo? Mulai besok kau mengantarku dengan motor itu kan?
Ne?” SeYeon dengan senyum sok imutnya memohon kepada SeHun.
“Sirheo~ kau akan kupinjami sepedaku..” SeHun menaiki motornya.
“Ya! Kau harus mengantarkan ku ke sekolah dengan motor itu dan kau
sekarang harus mengantarkanku ke kedai bubble tea dengan itu juga!” SeYeon
terus memaksa karena tau bahwa SeHun sedang bercanda.
“ne~~” SeHun lalu mencubit gemas pipi SeYeon.
“hahaha~ begitu anak ku yang baik!” SeYeon mengacak acak rambut
SeHun.
“Ya~ rambutku nanti berantakan..” SeHun balik mengacak acak Rambut
SeYeon.
“aish~ pinjam kuncinya! Aku mau mencoba menaiki mototrmu!” SeYeon
merebut kunci motor itu dari SeHun.
“aih! Kau bisa naik motor? Aku takut jika kau jatuh!” SeHun
merebutnya kembali.
“aku bisa, kau mengkhawatirkan ku ne?” SeYeon puppy eyes.
“cih! aku tidak mengkhawatirkan kau! Tapi motorku! Bagaimana kalau
lecet? Itu motor baru dan keluaran terbaru! Apa kau bisa menggantinya? “ SeHun
lalu menjulurkan lidahnya.
“kau lebih mementingkan motornya dari pada aku? Huh! Terserah kau
saja! sini pinjam! Aku kan bisa mengendarai motor dengan baik.. dulu, saat aku
masih SMP aku kan sebagai pengantar kue, bunga, dan makanan! Jadi, aku terbiasa
dengan motor dan kejamnya jalanan! Aku bahkan juga sebagai pengantar surat dari
rumah ke rumah!tapi aku bukan dari kantor pos hanya diriku sendiri yang
menawarkan jasanya biasanya dari kantor kantor, tapi hanya se Seoul aku
mengantarkannya. Dan aku memakai sistem kirim cepat. Jadi, dulu aku memakai
motor ninja seperti milikmu! Hebat kan aku?” SeYeon meceritakan panjang lebar
dengan lagak sombongnya.
“cih~ sombongnya anak ini! ya sudah, kau yang memboncengkanku
bagaimana? Kajja! Aku haus!” SeHun memberikan kuncinya.
SeYeon dengan senangnya langsung naik ke motor, da SeHun
mengikutinya. SeYeon langsung memakai helm, SeHun juga. Dan tancap gas.
-Kedai Bubble Tea-
“woah! Kau hebat sekali! Kau berani mengebut, tapi kau mentaati
peraturan. Dan tidak membuatku takut saat memboncengmu, hahaha~ besok pagi, aku
yang memboncengkanmu! Dan ketika pulang sekolah, kau yang memboncengkanku.
Eottokhae?” Ucap SeHun sambil turun dar motor.
“gomapta^^ aku selalu seperti ini dari dulu~ jinjjayeo, aku masih
bisa meminjam motormu? Kyaaa~ gomwo SeHun-ah!” SeYeon mencubit gemas pipi SeHun
lagi.
“aih, appo~ sudahlah ne ne~ cheonma! Kajja!” SeHun masuk diikuti
SeYeon.
Setelah mereka berdua memesan bubble tea dan snack mereka. Oh SeHun
memulai pembicaraan yang serius yang memamng belum terlalu matang ia pikirkan.
“SeYeon-ah” ucap SeHun dengan hati berdebar.
“oh?” ucap SeYeon sambil meminum bubble tea nya.
“hentikan dulu minumu, nanti kau tersedak. Dan dengarkan aku baik
baik.. jangan jawab dulu sebelum aku membolehkanmu berbicara. Ne?” SeHun menurunkan
bubble tea dari pegangan SeYeon.
“mworago SeHun-ah? Ada sesuatu yang penting? Apakah ini
membahayakan? Apakah ini membuatku cem..” SeHun meletakkan jari telunjuknya di
bibir SeYeon.
“ssstt~ diam dulu, ingat! Jangan jawab sebelum aku menyuruhmu..” ucap
SeHun seraya menaarik nafas panjang. SeYeon mengangguk anggung tanda mengerti,
tapi ia tidak mengerti apa yang SeHun akan bicarakan.
“SeYeon-ah~ sejak kita pertama kali berkenalan. Aku sudah mulai
mencintaimu.. aku selalu mengejekmu, aku selalu menggodamu, itu karena aku ingin selalu melihatmu tersenyum.Kau ingat kau
dapat pesan dari seseorang yang misterius? Itu aku sebenarnya.. aku sudah
pernah mengucapkan ‘Saranghae’ untukmu, aku ingin mengucapkan sekali lagi
kepadamu. Aku ingin megucapkannya sekarang ‘Saranghaeyo Oh SeYeon. Nan jeongmal
saranghaeyo~’ , aku hanya ingin megucapkan itu saja.. jika kau tidak
mencintaiku ya sudah tidak apa apa. Tapi jika kau mencintaiku.. mau kah kau
menjadi pacarku? Jawablah~” SeHun dengan penuh harapan, keseriusan, ketelusan
mengatakan semuanya pada SeYeon.
“SeHun-ah~” SeYeon seperti tidak percaya atas semua yang SeHun
katakan.
“kau tidak percaya? Atau kau tidak menyukaiku? Sudah aku tidak apa
apa~ jika kau tidak menyukaiku.. kita teman!” hati SeHun seperti di tancapkan
seribu mata pisau saat mengatakan itu. Walaupun begitu, SeHun tetap tersenyum
dan mengacungkan jari telunjuknya dan mengatakan sekali lagi “Kita teman! Tetap
teman! Ne?” SeHun dengan senyum palsunya sangat sakit mengatakan itu.
“SeHun-ah~ aniyo! Sirheo! Aku tidak mau jadi temanmu!” ucap SeYeon
sedikit membentak tapi dengan tatapan sedih.
“Kau tidak mau menjadi temanku lagi? Baiklah SeYeon-ah~ gomapta
sudah mau menjadi temanku! Mungkin aku hanya akan menjadi tetanggamu yang tidak
pernah keluar rumah lagi. Gomapta~ annyeong!” SeHun mencoba menahan tangis yang
sudah membendung di pelupuk matanya. SeHun masih mencoba untuk tersenyum kepada
SeYeon.SeHun lalu berdiri dari kursinya dan akan pergi.
“ani~ jjakaman!” SeYeon memegang tangan SeHun. SeHun dengan heran
menatap SeYeon yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu yang penting juga.
“bukan! Bukan aku tidak mau menjadi temanmu lagi! Aku tidak mau
menjadi temanmu karena aku ingin menjadi pacarmu! Kau tau? Aku juga sudah memendam perasaan ini sangat lama! Tetapi
aku malu untuk megungkapnya kepadamu babbo-ya! Aku ingin masih tetap
memanggilmu bodoh! Jadi, tidak mungkin aku sudah tidak mau berteman denganmu
lagu! Kau sekarang sangatlah bodoh! Tidak mungkin aku tidak mau menjadi temanmu
lagi! Aku hanya ingin kit menjadi sepasang kekasih! Bukan teman! Dan aku ini
seorang perempuan! Tidak mungkin kan akan mengungkapnya terlebih dahulu! Namja
babbo!” SeYeon berdiri lalu memukuli dada SeHun karena dia sangat kesal sekali
dengan SeHun. SeYeon menangis.
“SeYeon.. apakah ini benar? Jawab aku! Uljjima~” SeHun memegangi
lengan SeYeon.
“ne! Jinjja! Kau tidak percaya? Apa kau jangan jangan juga hanya
mempermainkan ku?” SeYeon langsung menatap SeHun.
“ani~ aku percaya kepadamu.. kuucapkan sekali lagi. SeYeon-ah, Jeongmal
Saranghae! Apakah kau mau menjadi pacarku?” SeHun memegangi pipi SeYeon agar
menatapnya dengan kedua tangan SeHun.
“Nado jeongmal saranghae! Ne, aku mau SeHun-ah!” SeYeon terisak.
“Uljjima~ uljjima~” SeHun langsung memeluk SeYeon.
“Ini hari jadi kita. Mari kita rayakan! Kajja kita ke Seoul tower
dan ke Lotte world! Kau senang?” SeHun mencoba menenangkan SeYeon.
“aaa.. SeHun-ah! Kenapa kau harus bertanya? Aku sangat senang
sekali!” SeYeon semakin erta memeluk SeHun.
Sepertinya, merek tidak sadar bahwa banyak orang yang sedang
menatap mereka.
“Kajja!!” SeYeon dan SeHun langsung berangkat ke Seoul Tower. Memasang
gembok cinta mereka.
5 tahun berlalu..
“SeHun-ah! Eommamu dan appa sudah menyiapkan semua untuk proses
pelamaran mu! Kau kan sudah lulus sekolah, dan sekarang sudah menjadi
mahasiswa. Kau harus cepat cepat menikah! Kau siap kan?” Appa SeHun tiba tiba
mengatakan kepada SeHun saat keluarga SeHun makan malam bersama.
“uhuk
uhuk.. eomma minum! Gomapta.. jinjja appa? Eomma? Gomapta eomma, appa! Akan diselenggarakan
kapan? Apa aku harus bertanya kepada keluarga SeYeon dulu kapan mereka bisa?”
SeHun sampai tersedak saat mengetahuinya. Tapi, SeHun sangat senang.
“ne.. kau tanyakan kepada keluarga mereka bahwa kau akan mengadakan
sebuah acar di rumah! Dan, kau jangan pernah beri tau mereka ne?” Eomma SeHun
juga sangat bersemangat.
“Ne! Akhirnya! Ghamsahamnida eomma! Appa! Saranghae!!” SeHun
semakin bersemangat melanjutkan makan malamnya.
-END-
Jiahahaa~~ gimana? Gimana? Keren nggak? Minta kritik dan sarannya
dumss.. ini emang sengaja di buat gantung! Kalau banyak yang minta sequel, aku
buatin! Kalau enggak.. Ya sudah! Butuh coment! DON’T BE SILENT RIDERS!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar