Pages

Sabtu, 27 Desember 2014

[FanFiction Luhan] My Love In The Rain





MY LOVE IN THE RAIN

|| Author : Luhanurri ||

 || Main Cast : LuHan ,Park Jung Ah||
|| Length : Oneshot ||
|| Rating : T ||
|| Genre : school-life, romance ||
|| Summary :Hujan yang mempertemukan KITA!
|| Desclaimer : Ini dari khayalan aku sendiri ya~No Plagarism and No Copas! Mianhae kalo ada kesamaan^^ Itu nggak sengaja! Okee?!|


“aish.. sirheo. Sudah aku bilang kan aku pasti tidak akan mempunyai banyak teman jika aku pindah sekolah.  Hanya karena pekerjaan appa memindahkanku ke sini?! Menyebalkan sekali. Aku pasti tidak akan kerasan disini. Kenapa mereka seakan tidak peduli dengan murid pindahan seperti ku ini yang belum tau adat mereka!” Ucap gadis berambut panjang bernama Park Jung Ah sepulang sekolah sambil membanting pintu kamarnya.

“ya! Jung ah.. bisakah kau diam? Pulang sekolah bukanya berkata AKU PULANG!! Tapi kau malah marah marah seperti itu.” Ucap eomma jung ah.

***************************

“jung ah Ireona! Apa kau tidak mau sekolah gara gara kau tidak mempunyai teman? Mungkin mereka belum terbiasa. Sekarang cepat bangun lalu mandi. Dan jangan lupa sepertinya hari ini hujan bawalah mantel dan payung. Ingat?” ucap eomma jung ah di bawah tangga kamar Park Jung Ah. “ah.. sirheo! Aku tidak ingin membawa payung dan mantel. Bagaimana kalau ternyata hari ini tidak hujan? Memalukan sekali jika aku membawanya” ucap jung ah pelan agar eomma nya tidak mendengar.

Sesampainya di sekolah Jung ah tidak melihat teman teman nya membawa payung ataupun mantel. “hah, benar kan kataku.” Ucap jung ah sambil berlari karena ada angin tertiup kencang sekali. “ dinginnya hari ini,,” lanjut jung ah setelah sampai di kelas. “mwo? Mereka ternyata membawa mantel tetapi dititipkan di loker? Bagaimana jika hari ini hujan? Aku pulang bagaimana? Seragam ku bisa basah dan aku akan sakit demam atau flu..” ucap jung ah didalam hati.

**Pulang sekolah**

Park Jung Ah keluar dari sekolah dan melihat hujan di depannya “hujan. Bagaimana ini? Apakah aku harus berlari jika ingin pulang? Tapi tetap saja aku basah.” Ucap jung ah sedikit keras sampai murid yang sedang membuka payung disebelahnya mendengar. “anyeonghaseyo? Murid baru apa mau kuantar pulang? Memang aku hanya membawa payung..” ucap murid lelaki itu. “ah.. ani aku bisa berlari ke halte dan aku pulang pakai bus saja.” Ucap ku menolak ajakanya. “murid baru, disini tidak ada halte yang dekat. Jika kau ke akan pergi ke halte sama saja kau akan basah ayolah,” ajak lelaki itu kembali. “ ah.. aku tidak enak kepadamu. Apalagi kita baru kenal kan? Ah,nae namaku Park Jung Ah.. siapa namamu?” ucap jung ah, “oh iya.. aku sampai lupa berkenalan dengan mu. Namaku Lu Han. Eoh? Ayo aku antar” ucap Lelaki itu yang diketahui bernama Luhan dengan senyumnya yang manis. “ Eumm, baiklah.. ghamsahamnida“ ucap jung ah sedikit malu.

 Kemudian Luhan segera membuka payungnya yang lumayan lebar dan memayunginya dan jung ah. “Terimakasih atas bantuan mu, rupanya kau ini baik dan murah senyum ya? Ketika aku berkenalan di kelas, murid murid di kelas kita sangat dingin sekali terhadapku. Kukira tidak ada yang mau berteman denganku” ucap jung ah sambil berjalan dengan muka memelas. “jinjjayeo? Sebenarnya aku memang tidak terlalu memperhatikanmu ketika kau pertama kali masuk ke kelas. Bahkan aku hanya melihat wajahmu sekilas saja, tapi aku masih hafal betul dengan wajahmu..” timpal Luhan diiringi tawa keduanya.

Tak berapa lama kemudian mereka sudah sampai di rumah Park Jung Ah. “apa kau mau mampir? Ayo masuk, apa kau tidak kedinginan? Aku akan memebrimu minuman hangat..” ajak Jung Ah dengan tersenyum. “ah.. Tidak besok kapan kapan kapan saja aku mampir kerumahmu, nae? Mianhamnida..” ucap luhan diakhiri dengan sedikit menunduk “kenapa kau begitu hormat kepadaku seperti itu? Biasa sajalah.. aku sudah menganggapmu teman, jadi lakukan aku biasa saja.. Kalau kau mau pulang baiklah.. terimakasih atas bantuanmu. Maaf kalau aku merepotkanmu seperti ini” ucap Jung ah sedikit merasa bersalah. “ Baiklah aku pulang dulu.. terimakasih atas tawaranmu” ucap Luhan dengan tersenyum,lalu luhan membalikkan badanya dan pulang

*******************

“Aku pulang!!! Eomma?? “ ucap Jung Ah sambil tertawa kepada eomma nya. “ hey? Kau ini kenapa tertawa seperti ini? Ah.. aku tau kau sudah memiliki teman ya?” ucap eomma jung ah dengan tertawa mengejek  yang tidak dipedulikan Jung Ah yang sudah terlebih dulu masuk kamar.

“kenapa aku jadi sebahagia ini memiliki teman baru? Biasanya jika aku mempunyai teman baru aku tidak akan seperti ini.. apakah..??? aaahh Sirheo!” ucap Jung Ah dengan muka sebal yang dibuat buat yang sebenarnya ia tersenyum dalam hatinya.

Sampai malam Park jung ah masih tidak dapat melupakan kejadianya tadi siang Park Jung Ah sampai rela tidak belajar demi melupakan kejadian tadi siang dengan terus membaca komik kesukaanya. “tetap saja aku mau melakukan apa saja aku tetap tidak dapat melupakan kejaian itu. Ahh.. sudahlah aku tidur saja” ucap jung ah lalu menarik selimutnya dan tidur. Sampai jam 2 malam Jung Ah tidak dapat tidur.

*************

Sementara Di kamar Luhan, Luhan pun merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan oleh Jung ah. “ya!Luhan, kenapa kau jadi gila seperti ini? Memikirkan kejadian tadi siang yang terus ada dikepalamu iniiii!!” ucap Luhan didalam hati sambil mengacak acak rambutnya. “kenapa aku tidak meminta nomor telponya ya?..” sejenak luhan terdiam “babo-yya! Kenapa aku malah ingin meminta nomor teleponnya?! Wae?! Pikiran ini mengangguku!” ucap Luhan lalu luhan merebahkan tubuhnya di kasurnya lalu ia melihat jam di mejanya “pukul 2?! Ahh.. benar benar,Bahkan aku tidak bisa tidur seperti ini..” ucap luhan kesal.

*********************

“aku mengantuki sekali.. mwo? Sudah jam 6???.” Ucap jung ah dengan wajah terkejut, dengan malasnya Jung ah berjalan menuruni tangga kamarnya untuk pergi ke kamar mandi.

__Sementara Luhan__

“Dddrrrttdd..ddrrttddrrt.. “ alarm luhan berbunyi “eoh? Jam berapa ini? Jam 6.. ah aku mengantuk sekali” kata luhan sambil mengambil handuk di pintunya dengan malasnya. Lalu luhan mandi.

-di sekolah-

“Park Jung Ah!!,” sapa Luhan sambil melambaikan tangannya “ah nae? Luhan!” timpal jung ah sembari berlari mendekati Luhan “mworago?” ucap Jung Ah dengan tersenggal senggal karena berlari tadi. “ayo kita ke kelas bersama” ucap Luhan lalu menggandeng tangan Park Jung Ah dan berlari masuk.

“Luhan-ah! Apa kau berpacaran dengan murid baru itu? Kkkkk...” ucap salah satu teman Luhan diirngi tawa teman teman satu kelas. Karena aku malu, aku langsung melepaskan tangan ku dari genggaman Luhan dan mereka saling menyembunyikan tangan masing masing, muka mereka pun merah seketika. “Jung ah, maafkan aku karena aku telah menggandengmu tadi sampai kita jadi bahan tertawaan seperti ini” ucap Luhan bersalah. “tidak tidak.. tidak apa apa” balas jung ah.

**pulang sekolah**

“Park Jung Ah!” panggil Luhan, “nae, Luhan. Mworago?” ucap Jung Ah sambil menoleh kepada Luhan. “maukah kita bertukar nomor telepon? Tolong tuliskan nomor telepon mu di Ponselku..” ucap Luhan sambil menyodorkan ponselnya ke Park jung Ah. “baiklah, ini.. nanti hubungi aku ya, agar aku tahu nomor mu juga” ucap Jung Ah sambil mengembalikan ponsel Luhan. “baiklah aku pulang dulu..” ucap Park jung ah. Tiba tiba Luhan menarik tangan Park Jung Ah sehingga Jung Ah berbalik dan berkata “Ada apa lagi? “ ucap Park jung ah “eum..tidak apa apa, aku hanya ingin mengatakan hati hati dijalan..” balas Luhan seperti menyembunyikan sesuatu, “baiklah, kau juga hati hati.. sampai jumpa” kata Park jung ah di iringi dengan turun nya hujan tiba tiba “mwo? Hujan lagi? Bukankah prakiraan cuaca tadi bahwa hari ini tidak hujan?” ucap Jung ah menatap keluar jendela kelas nya. “prakiraan cuaca nya tadi salah, apa kau tidak melihat berita selanjutnya?, kenapa kau jadi takut seperti ini?” ucap Luhan “benarkah? Ahh.. aku tidak membawa payung dan ibuku sedang tidak dirumah, jadi ia tidak bisa menjemputku pulang” ucap Park jung Ah memelas “Ayo, kuantar kau pulang ke rumah..” ajak Luhan, “aku pasti akan merepotkan mu lagi... tidak, tidak aku lebih baik menunggu hujan reda saja” tolak Jung Ah , “aa.. kau ini. Kau akan menunggu sampai jam berapa? Kajja! “ ucap Luhan sambil menarik tangan Park Jung Ah dan berlari ke luar “ya! Luhaaaaann....” ucap Jung Ah ketakutan karena di bawa lari oleh Luhan “hahahaa.. sudah tenang saja, mari kita bermain!!” ucap Luhan sambil membawa Park Jung Ah ke aula sekolah “yeeee!! Ayo kita berputar putarr!!” ucap Luhan sambil menggengam kedua tangan park jung ah dan mengajak nya berputar putar seperti anak kecil “Luhan.. kau ini seperti anak kecil! Hentikan! Aku pusing... hahaaa“ ucap Jung ah sambil tertawa melihat tingkah Luhan. “baiklah aku akan berhenti.. aku pusing juga rupanya” ucap Luhan lalu merebahkan badanya ke lantai. “hei? Kenapa kau malah tidur disini.. katanya kau akan mengantar ku pulang.. eoh?” ucap Jung Ah kesal. “hahaa,, baiklah” ucap Luhan sambil berlari menggilkan Jung Ah “Luhan-ya!!” ucap Jung Ah sambil berlari mengejar Luhan.

**di perjalanan menuju rumah Park Jung Ah**

“ayo.. aku traktir minum coffe. Apa kau tidak kedinginan?” ajak Luhan sembari menarik tangan Jung ah untuk diajak ke caffé coffe. “Aku Hot america latte saja, kau jung ah?” ucap Luhan kepada pelayan. “aku hot coffe mocca” ucap Jung ah.

“apa kau tidak kedinginan?” ucap Luhan sambil memberikan mantel nya ke pundak Park Jung Ah “ah.. terimakasih. Tapi apa kau jiga tidak kedinginan?” ucap Jung Ah khawatir “sudah tenang saja..”ucap Luhan santai. “ini coffe nya” pelayan datang memberikan dua cangkir hot coffe untuk mereka. “hmhh..sudah lumayan tidak terlalu dingin lagi.” Ucap Luhan. “terimakasih ya atas semuanya.. mulai dari kau mengantarku pulang, mengajakku bermain, sampai mentraktirku..” ucap Park Jung Ah. “aku kan temanmu.. santai saja” ucap Luhan sambil menepuk pundak Park Jung Ah. “sudah sore.. mari kita pulang, hujan masih belum reda dari tadi siang.. jika kau tadi jadi untuk menunggu sampai hujan reda, kau bisa dikunci di dalam sekolah. “ ucap Luhan mengejek,

 “kau mengejekku ya? Tapi terimakasih ya kau mau mengantarku pulang..” ucap Jung ah sambil menyenggol Luhan. “hahaaa.. ya sudah mari kita pulang” ucap Luhan

-sampai di rumah Park Jung Ah-

“terimakasih kau sudah mengajakku jalan jalan dan mengantarku pulang..oh iya makasih juga untuk mantel nya..” ucap Park Jung Ah sambil mengembalikan mantel yang Luhan berikan tadi. “kau ini kerjaannya berterimakasih terus, hahahaa.. santai sajaa” ucap Luhan tertawa.

**di rumah**

“eomma, aku pulang!!” teriak Park Jung Ah bahagia. “hey, Jung Ah! Kenapa kau sesenang itu? Dan kenapa kau pulang sesore ini?” ucap eomma Jung ah, “ah.. eomma seperti tidak tau anak muda saja, aku mandi dulu dan aku mau istirahat jadi jangan ganggu aku yaa..” ucap Jung ah sambil menaiki tangga kamarnya. “dasar anak jaman sekarang, sudah berani dengan orang tuanya.” Ucap eomma Jung ah kesal.

**kamar Park Jung Ah**

“dasar bodoh! Kenapa dia seperti itu kepadaku? Dia malah semakin membuatku gila.. tapi kenapa aku sangat menikmatinya?” ucap Park Jung Ah selesai ia mandi. “dzzrrddzzzzzdz” ponsel Park Jung Ah berbunyi. “yeobeosaeyo? Nuguseyo?” ucap Park Jung Ah, “hey, aku Luhan..ini nomorku,simpan ya. Dan beri nama LUHAN CHAGI.. nae?” ucap Luhan diiringi tawa “mwo?! Enak saja memang kau siapa? “ ucap Jung ah kesal, lalu Jung ah menutup telponya.

-Luhan -

“heyy?? Kenapa kau menutup telpon mu? Aku masih ingin bicara denganmu.. ya!!” teriak Luhan dengan kerasnya  walaupun Jung Ah tetap tidak akan mendengarnya.



-Park Jung ah

“haha.. Luhan maafkan aku, kau ini jika seperti ini terus kepadaku aku bisa bisa gila olehmu..” ucap Jung ah didalam hati.

“apakah aku menelpon nyaa kembali saja ya? Aku takut dia marah karena salah paham karena dia mengira aku marah kepadanya..”

“atau.. aaarrrggghh biarlah, jika dia marah itu lebih baik, tapi dia kan selalu baik padaku. Dan aku membalasnya seperti ini? Baiklah akan kutelpon kembali saja”

 “yeobosaeyo? Luhan mianhae,  baterai ku habis tiba tiba jadi ponselku mati. Kenapa kau menelponku?”ucap Park Jung Ah. “ah, aku kira kau marah kepadaku..aku sudah takut tadi,kalau kau marah kepadaku” ucap Luhan. “tidak ,aku tidak marah.. kenapa kau tadi menelponku? “ ucap Jung ah. “aku hanya ingin memebri tahu namaku dan mengobrol denganmu..” ucap Luhan. “jadi, hanya begitu? Kau ingin mengobrol apa? Aku sedang tidak ada pertanyaan kepadamu, jadi aku bingung ingin mengobrol apa” ucap Jung Ah, “aku ingin bertanya kepadamu, kalau ada murid di kelas kita menyukai mu lalu megucapkan cinta kepadamu, apa reaksimu?” tanya Luhan, “kenapa kau tiba tiba berkata seperti itu kepadaku?”tanya Jung ah, “sudah jawab saja..eoh?” ucap Luhan, “eum.. mungkin aku akan menolak nya, kan aku tidak ada yang kenal dengan mereka, jadi aku tidak akan menerimanya. Satu satu nya murid disekolah yang mau mengobrol denganku dan yang aku kenal hanya kau saja, serasa jika aku berangkat sekolah yang ada hanya aku, kau, songsaenim saja, jika murid yang menyatakan cinta itu kau, tidak mungkinkan? Kita kan berteman saja..” ucap Jung ah “ teman kan bisa jadi saling jatuh cinta!” ucap Luhan sedikit berteriak, “kenapa kau malah jadi berteriak dan marah kepadaku sperti ini?”  ucap Jung ah terkejut “ah..t t t  tidak. Aku hanya sedang marah dengan drama yang kulihat” ucap Luhan terbata. “aah.. syukurlah. Kukira kau marah karena kau..ah tidak apa apa ”ucap Jung ah terputus, “aku kenapa?” balas Luhan, ingin tahu. “tidak apa apa..aku lupa ingin bicara apa” ucap Jung ah “kau menyembunyikan sesuatu kepadaku?” tanya Luhan. “tidak, tidak, benar tidak ada” ucap Jung ah sedikit terkejut. “baiklah aku sudah dipanggil untuk makan malam, aku tutup dulu telpon nya” ucap Luhan sedikit kecewa. “baiklah aku juga..” ucap Jung ah berbohong.

“dingin sekali ucapan Luhan yang terakhir. Apa dia kecewa? Maaf Luhan.. aku sebenarnya ingin berkata apa kau mencintai ku.. tapi aku takut mengucapkannya, bagaimana jika kau malah menertawaiku atau marah kepadaku dan tidak ingin berteman lagi denganku..” ucap Park Jung Ah sedih.

“Jung Ah!! Ayo turun makan malam! Masakan kesukaanmu daging panggang dan yangnyeom !” ucap eomma Jung ah. “aku sedang tidak ingin makan sekarang! Nanti saja” ucap Jung ah. “hey, ini segera dingin makananya.. jika kau tidak makan sekarang eomma tidak akan memasakanmu ini lagi!” ucap eomma membujuk Jung ah untuk segera turun dan makan. Lalu Jung ah turun, setelah sampai di meja makan Park Jung Ah hanya menatap makananya dengan tatapan sedih dan tidak memakanya. “unnie, kau ini seperti anak kecil saja. Kau minta disuapi ya? Dasa manja!” ejek adik perempuan Jung ah. “diam kau!” ucap Jung ah lalu memukul kepala adik nya dengan sumpit. “ya! Kau ini berani nya pakai sumpit. Ayo pukul dengan tangan mu! “ ucap adik Jung Ah, dan disambut dengan kepalan tangan Jung ah tapi Jung ah lebih memilih untuk memakan makananya saja walau hanya satu suapan lalu Jung ah kembali ke kamarnya. “sudah sudah.. kalian ini.” Lerai eomma Jung ah.

**kamar Park Jung Ah**

“Luhan mianhe.. Park Jung Ah!! Kau ini anak yang ceria,tersenyumlah Jung ah!! Apakah perasaan cinta harus seperti ini?? Park Jung Ah!! Kau ini tidak mencintai Luhan, kau ini cukup temannya saja.eoh?? Luhan marah kepadaku.. apakah aku harus menelponya??” ucap Park Jung Ah bimbang sambil memainkan ponselnya Park Jung Ah memikirkan bagaimana caranya agar Luhan mau memaafkanya.

**Luhan**

“Jung Ah-ya! Aku kecewa denganmu!!!!” teriak Luhan di balkon kamarnya. “hey? Kenapa aku menjadi sangat penasaran dengan perkataan Jung ah tadi.. apa karena aku berpikir bahwa Jung ah akan berkata ‘apa kau mencintaiku?’ , dan membuatku menjadi marah denganya seperti ini?? Bagaimana ini?? Jung ah  marah kepadaku.. apakah aku harus menelponya??” Luhan bimbang sambil memainkan ponselnya Luhan memikirkan bagaimana caranya agar Park Jung ah  mau memaafkanya.

“menelponya? Tidak! menelponya? Tidak! menelponya? Tidak! Menelponya??? Satu kalimat ‘aku harus menelponya dan meminta maaf’ , TIDAK LUHAN! Park Jung Ah.. kau tau bagaimana perasaanku? “



** Park Jung Ah**

“Luhan? Jika aku menelponya dan berkata ‘maaf aku tadi membohongimu’ dan aku akan mengatakan hal yang sebenarnya. Dia pasti akan kecewa. Oh iya.. di jam ketika aku bertelpon dengan Luhan tadi di TV tidak ada drama di TV manapun.. jangan jangan Luhan juga membohongiku? Dan Luhan marah karena aku berkata bahwa tidak mungkin Luhan mencintaiku. MWO? Apa Luhan...” terdiam sejenak... “tidak mungkin!! Dasar bodoh! Apakah hujan itu yang menemukan aku berdua dengan Luhan?”



**Luhan**

“hujan.. ya hujan! Karena hujan kita bisa bertemu dan menjadikan perasaan seperti ini.. Bukan, Bukan ‘KITA’ tapi ‘AKU’. Jika hujan yang mempertemukanku denganmu.. mungkin hujan bisa mengembalikan kita jadi berteman kembali. Memang hujan Cupid? Aku ini bodoh sekali” ucap Luhan membodohkan dirinya sendiri.=_=



-Keesokan paginya, Di sekolah-



“ya Luhan! Mana pacarmu itu?” ucap Teman Luhan diirngi tawa teman temanya. “diam kau! aku sedang tidak mau bercanda!” ucap Luhan ketus. “ada apa denganmu? Kau putus dengan pacarmu?” ucap teman Luhan mulai serius dan diikuti dengan teman teman yang lain menggeromboli Luhan. “dia bukan pacarku!” ucap Luhan, “lalu dia siapa?“ tanya teman Luhan “Bukan siapa siapa!” ucap Luhan mulai kesal, “hanya teman?? Baiklah. Tinggalkan Luhan! Kalian tidak melihat sedih? Pergi!” teriak teman dekat Luhan kepada teman teman yang menggeromboli Luhan. “sudah jangan pergi, temani aku disini saja, dan sekali lagi.. DIA BUKAN SIAPA SIAPA! Ingat!” ucap Luhan. “baiklah baiklah..” ucap teman teman Luhan.

“songsaenim datang..” kata salah satu teman Luhan. Mereka lalu kembali ke bangku masing masing.

“dimana Park Jung Ah? Apa dia sakit karena aku mengajak nya bermain saat hujan kemarin? Atau dia sakit karena dia kepikiran karena aku marah denganya?”ucap Luhan dalam hati, Luhan gelisah.

Tiba tiba pintu kelas diketuk , ternyata Jung ah yang datang “mianhamnida songsaenim.. ” ucap Park Jung Ah dengan nafas tersenggal senggal. “masuklah..” ucap songsaenim. Seketika Luhan tersenyum melihat Park Jung Ah datang. Tapi ia menutupi kesenangannya dengan berpura pura sedang mengobrol dengan temanya.

“Luhan-ah, kau masih marah kepadaku?” ucap Jung ah didalam hati.

Dari pagi sampai pulang sekolah Jung Ah masih diam saja di bangku nya. Ya, karena dia tidak mempunyai teman, setiap ada teman yang ia ajak berbicara pasti tidak mempedulikannya. Maka dari itu, Jung ah hanya diam saja terus di kelas. “hari ini tidak hujan.. padahal aku sudah membawa payung dan mantel. “ ucap Jung Ah kesal. “hari ini pas sekali untuk ke taman, sekedar melupakan Luhan sejenak, selamanya pun lebih baik.” Ucap Jung Ah.

**ditaman**

“waahh.. indahnya aku kesini hanya setahun sekali. Mungkin semenjak kepindahanku kesini, aku bisa kesini setiap hari” ucap Park Jung Ah sambil merentangkan tanganya. Lalu Park Jung Ah berlari ketengah tengah taman yang sangat luas itu. Park Jung Ah lalu mengambil foto selca nya. Ia sangat bahagia sekali. Ia lalu membeli ice cream dan coklat untuk ia nikmati sendiri.

“andai aku bisa berada di taman ini bersama Luhan, lalu pergi ke Namsan Tower, menikamti ice cream bersama, berselca bersama, senangnya.. “ tiba tiba angan angan itu muncul tiba tiba. “Park Jung Ah!! Kenapa kau bisa memikirkan Luhan  di saat bahagia seperti ini??” ucap Park Jung Ah, lalu Park Jung Ah menampar pipinya. “ah.. sakit sekali. Apa gunanya menampar pipiku sendiri. Lagi pula aku tidak akan amnesia dan tidak akan bisa lupa dengan Luhan sendirinya..”



Tiba tiba mendung datang,

“aishh..Jinnja. mendung? Menyebalkan sekali merusak kebahagiaanku!” marah Park Jung Ah. Dengan cepat ia membuka payungnya dan berlari ketempat yang teduh. Agar bisa menikmati hujan di taman itu. “aah.. berapa lama aku harus sampai ke tempat untuk berteduh itu? Jauh sekali..”ucap Park Jung Ah kesal. “mwo? Itu Luhan? Kasian sekali dia kehujanan” ucap Park Jung Ah sambil berlari menemui Luhan yang sedang kehujanan di bawah pohon. “Luhan? Ayo kita berteduh!” ajak Park Jung Ah, lalu Park Jung Ah memayungi Luhan dan menggandeng tanganya untuk berlari mencari tempat yang teduh.

“Luhan? Kenapa kau tidak memakai mantel? Mengapa kau tidak membawa payung? Kau jadi kedinginan dan basah kan? Aku khawatir jika kau sakit?” ucap Park Jung Ah khwatir sambil mengelap baju Luhan dengan tissue nya. “kau khawatir padaku?” ucap Luhan dengan wajah terkejut “tentu saja, kau kan temanku!” ucap Park Jung Ah kesal karena pertanyaan aneh Luhan. “terimakasih Park Jung Ah” jawab Luhan tersenyum manis.

“Luhan maafkan aku..” ucap Park Jung Ah

“untuk?” ucap Luhan, “kemarin aku membohongi mu, sebenarnya kemarin saat kau berteriak ‘teman kan bisa saling jatuh cinta’ aku ingin bertanya sesuatu.. jangan marah ataupun menertawaiku ya??” ucap Park Jung Ah. “baiklah.. “ ucap luhan. “ap..ap aa..pakah kau mencintaiku??” ucap Park Jung Ah terbata. “kemarin katika aku berteriak padamu itu karena aku marah padamu karena... ‘aku sangat lah mencintaimu’ jadi mungkin kan teman jadi cinta?” ucap Luhan dengan nada meninggi.

Tiba tiba suasana yang berisik karena hujan itu, hening....

“Ya, aku sangat mencintaimu.. jika kau tidak mencintaiku, aku rela kita hanya berteman saja, “ ucap Luhan menghancurkan keheningan. “dan maafkan aku, aku tadi marah kepadamu ketika kita selesai bertelpon itu.”

Suasana hening kembali karena Park Jung Ah tidak menjawab perkataan Luhan....

“Luhan, sejak kita pertama kali bertemu.. aku mulai jatuh cinta denganmu, bahkan aku tidak bisa tidur dengan nyenyak.. Oppa saranghaeyo” ucap Park Jung Ah

“benarkah? Aku juga sama denganmu.. sejak kita pertama kali bertemu aku sudah mencintaimu..”



Lalu mereka pun saling berpelukan, dan sejak saat itu mereka berpacaran.

Di hari berikutnya mereka melakukan apa yang Park Jung Ah ingin lakukan bersama Luhan yang ia angan angan ketika di taman itu. Yaitu,ke taman  bersama Luhan, menikamti ice cream bersama,  berselca bersama, lalu pergi ke Namsan Tower dan memasang gembok cinta.



Satu tahun kemudian...

“Luhan, ayo rayakan satu tahun hubungan kita dengan seperti yang kita lakukan dulu tapi sekarang bukan memasang gembok cinta, tapi kita mencari gembok cinta kita.. bagaimana?” usul Park Jung Ah.

“nae, kajja!” ajak Luhan

“sekarang?” ucap Park Jung Ah terkejut

Jawaban Luhan hanyalah mengangguk dan tersenyum.

-END-

gimana? Absurd alurnya? Masih Hoobae ni.. 
butuh kritik dan saran!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar